Rabu, 14 Februari 2018

VITERNA Plus – Vitamin Ternak


VITERNA Plus – Vitamin Ternak




Deskripsi VITERNA Plus – Vitamin Ternak


VITERNA PLUS adalah Vitamin Ternak Natural keluaran dari PT Natural Nusantara (NASA). VITERNA PLUS memiliki berbagai kelebihan yang berfungsi untuk meningkatkan produktivitas peternakan di Indonesia. Suplemen pakan ternak ini dibuat dari berbagai bahan-bahan alami baik dari hewan maupun tumbuhan yang berfungsi untuk memberikan zat-zat yang sangat siperlukan untuk proses pertumbuhan hewan ternak yang memenuhi Aspek K-3 yaitu kualitas, kuantitas dan kelestarian lingkungan..

VITERNA PLUS dapat digunakan untuk pembentukan hewan sapi, domba, kambing, kuda, babi, bebek, ayam dan lain-lain, dapat pula digunakan untuk ikan patin, lele, nila, gurameh, awal, sidat, dan lain-lain.



Manfaat VITERNA PLUS
Meningkatkan kuantitas hasil ternak berupa daging (melalui peningkatan ADG / average Daily Gain untuk sapi dan peningkatan bobot pada ayam)
Meningkatkan kualitas daging hasil ternak dengan mengurangi kadar kolesterol dan mempertinggi kandungan protein yang terkandung di dalam daging

Kadar kolesterol :

Daging dengan viterna kadar koleterolnya 193 mg per 100 gr

Daging tanpa viterna kadar kolesterolnya 207 mg per 100 gr

Kadar protein :


  • Daging dengan viterna kadar proteinnya 22,37% (lebih tinggi)
  • Daging tanpa viternak kadar proteinnya 20,78%
  • Meningkatkan kesehatan ternak dengan cara mempertinggi daya tahan tubuh hean terhadap penyakit
  • Mengandung mineral-mineral esensial maupun non esensial
  • Memacu enzim-enzim pada pencernaan hewan ternak
  • Mengandung berbagai macam nutrisi alami yang bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan hewan ternak, seperti vitamin, protein, lemak, dan lain-lain


Vitamin jika dikelompokkan berdasarkan kelarutannya menajdi :

  • Vitamin yang larut dalam lemak : yaitu vitamin A, D, E, dan K
  • Vitamin yang larut dalam air : yaitu vitamin B dan C

VITERNA PLUS sebagai suplemen nutrisi murni yang lengkap telah mengandung seluruh vitamin tersebut baik yang larut dalam air maupun yang larut dalam lemak

  • Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pakan (TDN)
  • Menambah kandungan asam lemak dalam lambung (rumen) hewan ternak
  • Meningkatkan nafsu makan hewan ternak
  • Mempercepat pertumbuhan hewan ternak melalui hormon pertumbuhan alami yang terkandung dalam VITERNA PLUS
  • Dapat mengurangi bau kotoran hewan saat beternak, misalnya bau kotoran ayam

Kandungan VITERNA PLUS


  • Mengandung mineral-mineral alami, yaitu N, P, K, Ca, Na, Mg, S, Ci, Fe, Cu, Zn, Mn, Co, I, Se, dan Mb
  • Mengandung asam amino, yaitu
  • Mengandung vitamin A, D, E, K, B dan C
  • Mengandung Vollatiil fatty acid





Cara Pemakaian VITERNA PLUS

Untuk ternak besar

Ternak besar meliputi kerbau, sapi, dan lain-lain. Menggunakan 5-10 cc per hari VITERNA Plus dicampur dengan air minum atau dicampurkan ke pakan (komboran).

Untuk ternak kecil

Ternak kecil meliputi domba, kambing, kelinci, dan lain-lain. Menggunakan VITERNA Plus sebanyak 4-8 cc per hari yang dicampurkan dengan air minum atau campuran pakan.
Untuk ternak unggas

Ternak unggas meliputi itik, ayam, burung puyuh dan lain-lain. Menggunakan dosis 1-22 dicampur dengan 1 liter air minum. Khusus pedaging diberikan 1 hari sekali dan petelur diberikan 3 hari sekali.
Perikanan

Untuk bidang perikanan meliputi ikan mas, udang, nila, lele, gurame, patin, dan lain-lain. Menggunakan dosis 5-10 cc dicampur dengan 1 liter air dan 3 kg pakan ikan.

Catatan : kombinasikan VITERNA PLUS dengan POC NASA ditambah dengan Hormonik untuk hasil yang lebih optimal.

Produk ini tersedia JUGA dalam kemasan box (kotak, VITERNA PLUS Serbuk) yang berisi 10 sachet yang masing-masing sachet memiliki berat bersih 25 gram. Secara ekonomis, pemakaian antara Viterna bentuk serbuk dan cair untuk hewan ternak tidak jauh berbeda, jadi hanya soal selera saja.

Jika Anda membutuhkan Viterna Plus dan Anda berada di daerah yang sulit dijangkau pengiriman berat, kalaupun ada tetapi biaya pengirimannya mahal, Anda bisa mempertimbangkan untuk memakai VITERNA Plus Organik Serbuk untuk meningkatkan produk ternak Anda.

Informasi dan pemesanan hub SMS/WA : 082327919552 / 082326063111

Selasa, 06 Februari 2018

Paket Budidaya Kelapa Sawit Organik Lengkap (Lahan 1000 m2)


Paket Budidaya Kelapa Sawit Organik Lengkap (Lahan 1000 m2)

Kategori: Agrokompleks, Paket, Pertanian



Kode : P2-SAWIT
Berat : 31000 gram






Deskripsi Paket Budidaya Kelapa Sawit Organik Lengkap (Lahan 1000 m2)

ISI PAKET :

  1. 20 BOTOL POWER NUTRITION 250 gram
  2. 20 BOTOL SUPERNASA 250 gram
  3. 20 BOTOL POC NASA 500 cc
  4. 20 BOTOL HORMONIK 100 cc
Leaflet Budidaya Sawit





PENDAHULUAN

Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang berorientasi pasar lokal maupun global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan kelestarian lingkungan selain tentunya kuantitas produksi. PT Natural Nusantara berusaha berperan dalam peningkatan produksi budidaya kelapa sawit secara Kuantitas, Kualitas dan tetap menjaga Kelestarian lingkungan (Aspek K-3).

SYARAT PERTUMBUHAN BUDIDAYA SAWIT
  • Iklim
Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm. Temperatur optimal 24-280C. Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500 m dpl. Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan.
  • Media Tanam
Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur. Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit.

PEMBIBITAN BUDIDAYA SAWIT



Penyemaian

Kecambah dimasukkan polibag 12×23 atau 15×23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai bibit dipindahtanamkan.

Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40×50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam, siram tanah dengan POC NASA 5 ml atau 0,5 tutup per liter air. Polibag diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak 90×90 cm.

Pemeliharaan Pembibitan

Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2-3 kali sebulan atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9 bulan.

Pemupukan Pada Saat Pembibitan

Pupuk Makro :

> 15-15-6-4 Minggu ke 2 & 3 (2 gram); minggu ke 4 & 5 (4gr); minggu ke 6 & 8 (6gr); minggu ke 10 & 12 (8gr)

> 12-12-17-2 Mingu ke 14, 15, 16 & 20 (8 gr); Minggu ke 22, 24, 26 & 28 (12gr), minggu ke 30, 32, 34 & 36 (17gr), minggu ke 38 & 40 (20gr).

> 12-12-17-2 Minggu ke 19 & 21 (4gr); minggu ke 23 & 25 (6gr); minggu ke 27, 29 & 31 (8gr)

> POC NASA Mulai minggu ke 1 – 40 (1-2cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali).

Catatan : Akan Lebih baik pembibitan diselingi/ditambah SUPERNASA 1-3 kali dengan dosis 1 botol untuk + 400 bibit. 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman

TEKNIK PENANAMAN BUDIDAYA SAWIT

  • Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup tanah (legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
  • Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50×40 cm sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah. Jarak 9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m dari sisi lereng.

Cara Penanaman

Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIOyang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPERNASA. Adapun cara penggunaan SUPERNASA adalah sebagai berikut: 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.

Pemeliharaan Tanaman



Penyulaman dan Penjarangan

Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan. Populasi 1 hektar + 135-145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari.

Penyiangan

Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma.

Pemupukan
Pupuk Makro

Urea : Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36 (225 kg per ha) dan Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst (1000 kg per ha)

TSP : Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36 (115 kg/ha) dan Bulan ke 48 & 60 (750 kg/ha)

MOP/KCl : Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36 (200 kg/ha) dan Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst (1200 kg/ha)

Kieserite : Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36 (75 kg/ha) dan Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst (600 kg/ha)

Borax : Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36 (20 kg/ha) dan Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst (40 kg/ha)

Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September – Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret- April).
POC NASA

Dosis POC NASA mulai awal tanam :

0-36 bln 2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 4 – 5 bulan sekali

>36 bln 3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 3 – 4 bulan sekali

Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA :

Tahap 1 : Aplikasikan 3 – 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln. Dosis 3-4 tutup/ pohon

Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis 3-4 tutup/ pohon

Catatan: Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman.

Pemangkasan Daun

Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu:

  • Pemangkasan pasir
Membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan.
Pemangkasan produksi
Memotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) untuk persiapan panen umur 20-28 bulan.
  • Pemangkasan pemeliharaan
Membuang daun-daun songgo dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.

Kastrasi Bunga

Memotong bunga-bunga jantan dan betina yang tumbuh pada waktu tanaman berumur 12-20 bulan.

Penyerbukan Buatan

Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dibantu penyerbukan buatan oleh manusia atau serangga.
Penyerbukan oleh manusia
Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan berlendir. Cara penyerbukan: Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium, semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby duster/puffer.
Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit
Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai 30%.

HAMA DAN PENYAKIT BUDIDAYA SAWIT

Hama
  • Hama Tungau
Penyebab: tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Gejala: daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian: Semprot Pestona atau Natural BVR.
  • Ulat Setora
Penyebab: Setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian: Penyemprotan dengan Pestona.

Penyakit

  • Root Blast
Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Bagian diserang akar. Gejala: bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO.
  • Garis Kuning
Penyebab: Fusarium oxysporum. Bagian diserang daun. Gejala: bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering. Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO semenjak awal.
  • Dry Basal Rot
Penyebab: Ceratocyctis paradoxa. Bagian diserang batang. Gejala: pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering. Pengendalian: adalah dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO-810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki .

PANEN KELAPA SAWIT

Mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.

Demikian uraian penjelasan mengenai budidaya sawit teknologi NASA. Dapatkan Paket Budidaya Sawit Organik NASA hanya dari distributor resmi PT Natural Nusantara.

Informasi dan pemesanan hub SMS/WA : 082327919552 / 082326063111

Senin, 05 Februari 2018

Paket Budidaya Lada Organik


Paket Budidaya Lada Organik

Kategori: Paket, Pertanian

Informasi dan pemesanan hub SMS/WA : 082327919552 / 082326063111

Deskripsi Paket Budidaya Lada Organik

PAKET PUPUK BUDIDAYA LADA
ISI PAKET

  1. 1 botol POWER NUTRITION 250 gram 
  2. 1 botol SUPERNASA 250 gram 
  3. 1 botol POC NASA 500 cc 
  4. 1 botol HORMONIK 100 cc 
  5. 1 botol GLIO 100 gram 
  6. 1 botol BVR 100 gram 
  7. 1 botol AERO-810 250 CC 
  8. 1 botol PESTONA 500 cc 
TEKNIS BUDIDAYA LADA


LIFLET TUTORIAL TEKNIS BUDIDAYA LADA



I. PENDAHULUAN

Tanaman lada termasuk tanaman rempah yang banyak dikembangkan di Indonesia. PT. Natural Nusantara berupaya membantu meningkatkan produksi tersebut secara kuantitas, kualitas dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan(Aspek K-3).

II. SYARAT PERTUMBUHAN

  • 2.1. Iklim 
Curah hujan 2.000-3.000 mm/th.
Cukup sinar matahari (10 jam sehari).
Suhu udara 200C – 34 0C.
Kelembaban udara 50% – 100% lengas nisbi dan optimal antara 60% – 80% RH.
Terlindung dari tiupan angin yang terlalu kencang.
  • 2.2. Media Tanam 
Subur dan kaya bahan organik
Tidak tergenang atau terlalu kering
pH tanah 5,5-7,0
Warna tanah merah sampai merah kuning seperti Podsolik, Lateritic, Latosol dan Utisol.
Kandungan humus tanah sedalam 1-2,5 m.
Kelerengan/kemiringan lahan maksimal ± 300.
Ketinggian tempat 300-1.100 m dpl.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
  • 3.1. Pembibitan 
Terjamin kemurnian jenis bibitnya
Berasal dari pohon induk yang sehat
Bebas dari hama dan penyakit
Berasal dari kebun induk produksi yang sudah berumur 10 bulan-3 tahun (Kebutuhan bibit ± 2.000 bibit tanaman perhektar)
  • 3.2. Pengolahan Media Tanam 
Cangkul 1, pembalikan tanah sedalam 20-30 cm.
Taburkan kapur pertanian dan diamkan 3-4 minggu.

Dosis kapur pertanian :

Pasir dan Lempung berpasir: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.
Lempung: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 1,7 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.
Lempung Berdebu: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 2,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 3,2 ton/ha.
Lempung Liat: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 3,4 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 4,2 ton/ha.
Cangkul 2, haluskan dan ratakan tanah

  • 3.3. Teknik Penanaman 
Sistem penanaman adalah monokultur (jarak tanam 2m x 2m). Tetapi juga bisa ditanam dengan tanaman lain.
Lubang tanam dibuat limas ukuran atas 40 cm x 35 cm, bawah 40 cm x 15 cm dan kedalaman 50 cm.
Biarkan lubang tanam 10-15 hari barulah bibit ditanam.
Waktu penanaman sebaiknya musim penghujan atau peralihan dari musim kemarau kemusim hujan, pukul 6.30 pagi atau 16.30-18.00 sore.
Cara penanaman : menghadapkan bagian yang ditumbuhi akar lekat kebawah, sedangkan bagian belakang (yang tidak ditumbuhi akar lekat) menghadap keatas.
Taburkan pupuk kandang 0,75-100 gram/tanaman yang sudah dicampur NATURAL GLIO.
Tutup lubang tanam dengan tanah galian bagian atas yang sudah dicampur pupuk dasar :
NPK 20 gram/tanaman
Untuk tanah kurang subur ditambahkan 10 gram urea, 7 gram SP 36 dan 5 gram KCl per tanaman.
Segera setelah ditutup, disiram SUPERNASA :
Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air per tanaman.
Alternatif 2 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 20 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 – 4 bulan sekali.

3.4. Pemeliharaan Tanaman

3.4.1. Pengikatan Sulur Panjat

Panjatkan pada tiang panjat menggunakan tali. Ikatkan dengan dipilin dan dilipat hingga mudah lepas bila sulur tumbuh besar dan akar lekatnya sudah melekat pada tiang panjat.

3.4.2. Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan setiap 2-3 bulan sekali. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.

3.4.4. Perempalan

Perempalan atau pemangkasan dilakukan pada:

Batang, dahan, ranting yang tidak produktif, atau terserang hama dan penyakit.
Pucuk/batang, karena tidak memiliki dahan yang produktif
Batang yang sudah tua agar meremajakan tanaman menjadi muda kembali.

3.4.5. Pemupukan Susulan

Penyemprotan POC NASA (4-5 tutup) atau POC NASA (3- 4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per tangki setiap 3 – 4 minggu sekali.

Pupuk makro diberikan sebagai berikut :

Umur (bulan)
Pupuk makro (gram/pohon)
Urea
SP-36
KCI
3-4
35
15
20
4-5
35
20
25
5-6
35
25
30
6-17
35
30
35

3.4.6. Pengairan dan Penyiraman
Pada musim kemarau penyiraman sehari sekali di sore hari. Pada musim hujan tidak boleh tergenang.

3.4.7. Pemberian Mulsa
Usia 3-5 bulan, beri mulsa alami berupa dedaunan tanaman tahunan ataupun alang-alang.

3.4.8. Penggunaan Tajar ( Ajir)
Sebaiknya gunakan tajar mati dari bahan kayu. Pangkal tajar diruncingkan, bagian ujung dibuat cabang untuk menempatkan batang lada yang panjangnya telah melebihi tinggi tajar. Panjang tajar 2,5-3 m..

3.5. Hama dan Penyakit

3.5.1. Hama
  • Hama Penggerek Batang (Laphobaris Piperis)
    Ciri: berwarna hitam, ukuran 3-5 mm. Serangga dewasa lebih suka menyerang bunga, pucuk daun dan cabang-cabang muda. Akibat lain bila Nimfanya (serangga muda) berupa ulat akan menggerek batang dan cabang tanaman. Pengendalian: memotong cabang batang; penyemprotan PESTONA.
  • Hama bunga
    Ciri: Serangga dewasa berwarna hitam, sayap seperti jala, terdapat tonjolan pada punggungnya, ukuran panjang tubuh 4,5 mm dan lebar 3 mm. Gejala: serangga dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat bunga rusak dan menimbulkan kegagalan pembuahan, siklus hidupnya sekitar 1 bulan. Pengendalian: penyemprotan PESTONA, serta dapat juga dilakukan pemotongan pada tandan bunga.
  • Hama buah
    Ciri: serangga berwarna hijau kecoklatan, nimfanya tidak bersayap, berwarna bening dan empat kali ganti kulit. Serangga dewasa atau nimfanya menyerang buah sehingga isi buah kosong. Telurnya biasa diletakkan pada permukaan daun atau pada tandan buah, siklus hidupnya sekitar 6 bulan. Pengendalian: musnahkan telur dipermukaan daun, cabang, dan yang ada pada tandan buah. Gunakan PESTONA.
3.5.2. Penyakit
  • Penyakit busuk pangkal batang (BPP)
    Penyebab: jamur Phytopthora Palmivora Var Piperis. Gejala: awal serangan sulit diketahui. Bagian yang mulai terserang pada pangkal batang memperlihatkan garis-garis coklat kehitaman dibawah kulit batang. Daun berubah warna menjadi layu (berwarna kuning). Pencegahan : penanaman jenis lada tahan penyakit BPB. Pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.
  • Penyakit kuning
    Penyebab: tidak terpenuhinya berbagai persyaratan agronomis serta serangan cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang mungkin berasosiasi dengan nematoda lain seperti Heterodera SP, M incognita dan Rotylenchus Similis. Gejala: menyerang akar tanaman lada, ditandai menguningnya daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berwarna hitam. Cepat lambatnya gejala daun menguning tergantung berat ringannya infeksi dan kesuburan tanaman. Pengendalian: Pemberian pupuk kandang, pengapuran, pemupukan tepat dan seimbang, pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
3.6. Panen

3.6.1. Ciri dan Umur Panen
Panen pertama umur tiga tahun atau kurang. Ciri-ciri: tangkainya berubah agak kuning dan sudah ada buah yang masak (berwarna kuning atau merah).

3.6.2. Cara Panen
Pemetikan dari buah bagian bawah hingga buah bagian atas, dengan mematahkan persendian tangkai buah yang ada diketiak dahan.

3.6.3. Periode Panen
Periode panen sesuai iklim setempat, jenis lada yang ditanam dan intensitas pemeliharaan.








Minggu, 04 Februari 2018

Paket Budidaya Padi Organik



Paket Budidaya Padi Organik


Kategori: Agrokompleks, Paket, Pertanian

Kode : P-PADI
Berat : 2500 gram






Deskripsi Paket Budidaya Padi Organik







ISI PAKET :
  1. 1 botol SUPERNASA 250 gram
  2. 1 botol POC NASA 500 cc
  3. 1 botol HORMONIK 100 cc
  4. 1 botol PESTONA 500 cc
Leaflet Budidaya Padi




PENDAHULUAN

Sekarang ini, Indonesia hanya mampu memproduksi gabah padi rata-rata 4-5 ton per ha. Melalui peningkatan produksi padi yang mengutamakan pada asas K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian). PT. Natural Nusantara memiliki upaya membantu tercapainya ketahanan pangan nasional dengan menghadirkan produk pupuk organik.

Padi dapat tumbuh di ketinggian 0-1500 mdpl dengan suhu lingkungan rata-rata 19-270ºC. Padi membutuhkan penyinaran sinar matahari penuh tanpa naungan. Padi juga dipengaruhi oleh angin terutama untuk penyerbukan dan pembuatan. Padi dapat tumbuh baik pada tanah berlumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4-7.

PERSIAPAN BENIH

Dengan jarak tanam 25 x 25 cm per 1.000m2 sawah membutuhkan 1,5-3 kg benih. Jumlah ideal benih yang disebarkan sekitar 50-60 gram per m2. Perbandingan luas tanah untuk pembenihan dengan lahan tanam yaitu 3 : 100, atau 1.000 m2 sawah adalah 3,5 m2 pembibitan.

PERENDAMAN BENIH
Benih direndam dengan POC NASA dan air, dengan dosis 2 cc per liter air selama 6-12 jam. Tiriskan dan masukkan ke dalam karung goni, benih padi yang mengambang dibuang. Selanjutnya diperam dengan daun pisang atau dipendam di dalam tanah selama 1-2 malam hingga benih berkecambah serentak.

PEMELIHARAAN BENIH / PENYEMAIAN

Persemaian diairi secara berangsur hingga tinggi 3-5 cm. Setelah bibit berumur 7-10 hari dan 14-18 hari, dilakukan penyemprotan POC NASA dengan dosis 2 tutup per tangki.

PEMINDAHAN BENIH

Bibit yang siap untuk dipindahtanamkan ke sawan adalah yang telah berumur 21-40 hari, berdaun 5-7 helai, batang bawah besar dan kuat, pertumbuhan seragam, tidak terserang hama dan penyakit.

PEMUPUKAN


Tabel Penggunaan POC NASA dan SUPERNASA

Waktu Aplikasi
JENIS PUPUK
OLAH TANAH (KG)
14 HARI
(KG)
30 HARI
(KG)
45 HARI
(KG)
60 HARI
(KG)
UREA
36,59999
ZA3,5111
1
SP-36
6,51,51,51,51,5
KCL20555
5
DOLOMIT
133333
SUPERNASA2 botol ( siram)2 botol ( siram)
Catatan : Dosis produksi padi 1,2 – 1,7 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen




Waktu Aplikasi
JENIS PUPUKOLAH TANAH
(KG)
14 HARI
(KG)
30 HARI
(KG)
45 HARI
(KG)
UREA
12666
SP-361050
KCL
78
SUPERNASA1 botol (siram)55
5
POC NASA
4-5 ttp/tgk (semprot)4-5 ttp/tgk (semprot)
4-5 ttp/tgk (semprot)
Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen




Waktu Aplikasi
JENIS PUPUK
OLAH TANAH (KG)14 HARI
(KG)
30 HARI
(KG)
45 HARI
(KG)
UREA104,54
4
SP-36
11,5
KCL5
6,5
POC NASA
20-40 ttp (siram)4-8 ttp/tgk (semprot)4-8 ttp/tgk (semprot)4-8 ttp/tgk (semprot)
HORMONIK1 ttp/tgk campur NASA
1 ttp/tgk campur NASA
Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen


Cara penggunaan POC NASA dan SUPERNASA

SUPERNASA dilarutkan dengan air secukupnya, lalu disiramkan ke tanaman (cara penggunaan hanya dapat disiramkan)
POC NASA dicampur dalam air secukupnya, dapat digunakan untuk menyiram maupun menyemprot
Khusus pupuk makro SP-36 dapat dilarutkan dengan SUPERNASA atau POC NASA. Sedangkan pupuk makro lainnya disebar pada tanah di sekitar tanaman secara merata

PENGOLAHAN LAHAN RINGAN

Dilakukan saat umur 20 HST, bertujuan untuk sirkulasi udara dalam tanah, yaitu membuang gas beracun dan menyerap oksigen.

PENYIANGAN

Penyiangan dilakukan terhadap gulma atau rumput-rumput liar seperti sunduk gangsir, jajagoan, teki dan eceng gondok. Kegiatan ini dilakukan 3 kali, pada tanaman umur 4 minggu, 35 dan 55.

PENGAIRAN DAN PENGERINGAN

Penggenangan air (pengairan) dilakukan pada fase awal pertumbuhan, fase pembentukan anakan, fase pembungaan dan fase bunting. Sedangkan untuk pengeringan, hanya dilakukan pada fase sebelum bunting dan pada fase pemasakan biji. Pengeringan pada fase pemasakan biji bertujuan untuk untuk menyeragamkan dan mempercepat pemasakan biji. Pengeringan pada fase sebelum bunting bertujuan untuk menghentikan pembentukan anakan.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

  • Hama putih
Hama ini menyerang daun pada bibit padi. Gejala yang terlihat yaitu terdapat titik-titik yang memanjang sejajar dengan tulang daun, ulat menggulung daun padi. Pengendalian dilakukan dengan cara memperbaiki sistem irigasi, menggunakan tabung daun dan menggunakan Natural BVR atau PESTONA.
  • Thrips
Hama Thrips menyebabkan daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, dan pada tanaman dewasa menyebabkan gabah tidak berisi. Untuk pengendalian, gunakan Natural BVR atau PESTONA.
  • Wereng
Hama ini menyerang batang padi. Wereng merusak dengan cara menghisap cairan batang padi dan menularkan virus. Tanaman padi yang terserang hama wereng menjadi kuning dan mengering, atau kerdil. Pengendalian dilakukan dengan musuh alami seperti laba-laba dan penyemprotan Natural BVR.
  • Penggerek batang padi
Gejala : pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering.

Pengendalian : meningkatkan kebersihan lingkungan, diberantas menggunakan Natural BVR atau PESTONA.
  • Penyakit tungro
Gejala : menyerang semua bagian tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi kurang sempurna, pembungaan terhambat, malai kecil dan tidak berisi.

Pengendalian dilakukan dengan menanam padi varietas tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48 dan gunakan Natural BVR untuk mengendalikan vektor virus

PANEN DAN PASCA PANEN

Padi dipanen jika tangkainya sudah menunduk dan bulir gabah sudah menguning 80% Gunakan sabit atau ketam untuk memanen padi
Setelah panen, malai segera dirontokkan dengan mesin perontok atau tenaga manusia
Usahakan kehilangan hasil panen seminimal mungkin
Setelah malai dirontokkan, kemudian lakukan pengeringan dengan sinar matahari selama 2-3 hari
Setelah kering lalu digiling, yaitu pemisahan gabah dari kulit dan bijinya
Beras siap dipasarkan dan dikonsumsi

Itulah beberapa poin penting dalam Teknis Budidaya Padi dengan teknologi organik, agar mendapatkan peningkatan hasil panen tanpa merusak lingkungan.


Informasi dan pemesanan hub SMS/WA : 082327919552 / 082326063111

Paket Budidaya Lele Organik


Paket Budidaya Lele Organik

Kategori: Agrokompleks, Paket, Perikanan


Kode : P-LELE
Berat : 2300 gram







Deskripsi Paket Budidaya Lele Organik


ISI PAKET :

  1. 1 BOTOL TON 250 gram
  2. 1 BOTOL VITERNA PLUS 500 cc
  3. 1 BOTOL POCNASA 500 cc
  4. 1 BOTOL HORMONIK 100 cc
Leaflet Budidaya Lele



PENDAHULUAN

Usaha budidaya ternak lele menjadi salah satu usaha yang mulai banyak dilirik oleh masyarakat. Karena lele merupakan jenis ikan yang memiliki banyak peminat, karena daging lele yang gurih, empuk dan tidak memiliki banyak duri. Harga ikan lele segar yang tergolong murah, menjadikan lele dapat dinikmati oleh semua kalangan. PT Natural Nusantara (NASA) berupaya membantu para petani lele dengan menyajikan Paket Budidaya Lele yang lebih mengedepankan hasil panen ikan lele dari segi kuantitas, kualitas dengan tetap menjaga kesehatan lingkungan (Aspek K-3).

PEMBENIHAN LELE

Pembenihan lele dapat dilakukan sendiri secara kontinyu oleh pembudidaya untuk menghasilkan benih dengan kualitas yang bagus. Tahap ini dimulai dari mengawinkan induk jantan dan induk betina pada kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele memiliki prospek yang bagus dengan semakin tingginya konsumsi lele dan banyaknya usaha pembesaran lele.

SISTEM PEMBENIHAN LELE

Ada 3 sistem pembenihan lele, yaitu :

  • Sistem massal
Menempatkan lele jantan dan lele betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu.
  • Sistem pasangan
Dilakukan dengan menempatkan induk betina dan jantan pada satu kolam khusus.
  • Pembenihan sistem suntik
Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan menggunakan suntikan ekstrak kelenjar hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar.

PEMBUATAN KOLAM

Ada dua macam tipe kolam untuk lele yaitu baik dan kolam galian. Pemilihan tipe kolam disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik tipe baik maupun tipe kolam galian, pembenihan lele harus mempunyai :

  • Kolam tandon
Mendapatkan masukan air langsung dari sumber air. berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
  • Kolam pemijahan
Kolam ini merupakan tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari batu bata atau ijuk untuk tempat hubungan induk jantan dan betina.
  • Kolam pendederan
Kolam ini berfungsi untuk membesarkan anakan lele yang telah menetas. Anak lele yang telah menetas yang berumur sekitar 3-4 hari mulai dipindahkan ke kolam ini karena anakan mulai membutuhkan pakan.

PEMILIHAN INDUK

  • Induk jantan
Tulang kepalanya berbentuk pipih
Warna badan lebih gelap
Gerakan lebih lincah
Perut ramping, tidak lebih besar daripada punggung
Alat kelamin berbentuk runcing
  • Induk betina
Tulang kepalanya berbentuk cembung
Warna badan lebih cerah
Gerakannya cenderung lambang
Perut mengembang, lebih besar daripada punggung
Alat kelamin berbentuk bulat

PERSIAPAN KOLAM
Pengeringan, bertujuan untuk membersihkan kolam dan mematikan bibit penyakit yang terikat oleh partikel tanah.
Pengapuran, dilakukan menggunakan kapur dolomit dengan dosis 60 gram per meter persegi untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati saat proses pengeringan.
Gunakan TON Tambak Organik Nusantara untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil dari pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya. TON digunakan dengan dosis 5 botol TON per ha atau 2 sdm per 100 meter persegi.
Pemasukan air. air dimasukkan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.

PEMIJAHAN LELE

Pemijahan yaitu proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel sperma dan sel telur. Sel telur yang dibuahi akan menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas dan menjadi anakan lele.

PEMINDAHAN BIBIT LELE

Air di sarang pemijahan dikurangi hingga tersisa setinggi 10-20 cm.
Siapkan tempat penampungan dengan baskom yang diisi dengan air di sarang.
Samakan suhu pada kedua kolam.
Pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan gelas atau piring
Pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari.

PENDEDERAN LELE

Pendederan lele adalah kegiatan pembesaran lele hingga berukuran siap jual, yaitu sekitar 5-7 cm, 7-9 cm dan 9-12 cm. Setiap ukuran lele memiliki harga jual yang berbeda. Pada kolam pendederan, permukaannya diberi penutup dari plastik atau tanaman pelindung seperti eceng gondok untuk mencegah naiknya suhu air yang dapat menyebabkan lele mudah stres.

PAKAN LELE

Pakan anakan lele, berupa :
Pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil, sebaiknya dikonsumsi pada umur dibawah 3-4 hari.
Pakan buatan untuk umur diatas 3-4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi terutama kadar proteinnya.
Untuk menambah nutrisi pakan yang lengkap, campurkan POC NASA dan VITERNA Plus dengan dosis 1-2 cc per kg pakan ditambah air secukupnya. Produk tersebut untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral penting, vitamin, dan protein dalam jumlah yang optimal.

MANAJEMEN AIR

Ukuran kualitas air jika dinilai secara fisik :

  • Air harus bersih
  • Berwarna hijau cerah
  • Transparansi air dalam ukuran sedang yaitu 30-40 cm
  • Ukuran kualitas air secara kimia :
  • Bebas senyawa beracun seperti amoniak
  • Memiliki suhu optimal 22-26ºC

Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang baik, gunakan pupuk TON. TON mengandung unsur-unsur mineral penting, protein lemak, karbohidrat dan asam humat yang mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan.

MANAJEMEN KESEHATAN LELE



Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika memiliki ketahanan tubuh yang baik. Anakan lele yang sakit kebanyakan besar disebabkan oleh kondisi air yang jelek sehingga memicu tumbuhnya jamur, protozoa, bakteri dan sebagainya yang menyebabkan munculnya berbagai penyakit yang menyerang ikan lele. Maka dalam manajemen kesehatan pembenihan lele, yang paling penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian pakan yang lengkap dengan nutrisi dan vitamin.

Dalam kedua hal tersebut, peranan TON, POC NASA, dan VITERNA Plus sangat penting. Tetapi jika anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit yang disebabkan dari infeksi bakteri atau jamur, diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Tentunya, obat harus digunakan dengan hati-hati sesuai dengan dosis dan aturan.

Demikian uraian mengenai teknik budidaya lele dengan teknologi NASA. Dapatkan Paket Budidaya Lele Organik hanya dari distributor resmi PT Natural Nusantara.

Informasi dan pemesanan hub SMS/WA : 082327919552 / 082326063111

POC NASA 3 Liter

POC NASA 3 Liter Kategori: Perikanan, Pertanian, Peternakan Kode : NSB Deskripsi POC NASA 3 Liter Pupuk Organik Cair (POC NASA...